Tujuan Pembangunan Berkelanjutan – SDGs

TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
(SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOALs)

Simon Suban Tukan,SVD


I. Pendahuluan

Pada tanggal 27 September 2015, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), mendeklarasikan suatu rencana pembangunan global yang terkenal dengan nama TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN alias SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOALs (SDGs). Deklarasi itu menandai dimulainya suatu masa pembangunan baru yang berjangka waktu 15 tahun, terhitung sejak tanggal 1 Januari 2016. Namun demikian banyak kalangan di dunia belum tahu, apa dan mengapa SDGs, dll. Oleh karena itu diskursus/diskusi terfokus ini menjadi ajang bagi peserta diskusi untuk berkenalan  dengan SDGs dan mengetahui relevansinya bagi pembangunan di tingkat lokal, di tempat di mana para peserta diskusi berada. Harapannya, sesudah berkenalan dengan SDGs, para peserta dapat melibatkan diri secara aktif dalam berbagai tahapan pembangunan: perencanaan, pelaksanaan dan monitoring dan evaluasi.

II. SDGs: Proposal Pembangunan Bangsa-Bangsa

SDGs adalah sebuah proposal pembangunan bangsa-bangsa yang merupakan kelanjutan dan penyempurnaan dari proposal pembangunan terdahulu yang terkenal dengan nama Milenium Development Goals (MDGs)/Tujuan Pembangunan Milienium. Proposal itu berisi tujuan-tujuan pembangunan dan target-target yang hendak dicapai, dalam mana tujuan-tujuan dan target-target itu merupakan tanggapan terhadap isu-isu krusial atau persoalan-persoalan yang dihadapi oleh bangsa-bangsa di dunia, seperti isu kemiskinan, kematian ibu dan bayi, air dan kebersiahan, dll.

  • Pentingnya memiliki Tujuan Pembangunan (Berkelanjutan)

Setelah melihat sejumlah contoh kemajuan dalam upaya pengentasan kemiskinan, pengendalian penyakit dan peningkatan akses kepada sekolah dan infrastruktur di negara-negara termiskin di dunia, khususnya Afrika, yang merupakan hasil dari MDGs, Jeffrey D Sachs, menyatakan bahwa tujuan global telah membangkitkan upaya global. Pentingnya tujuan itu mengingatkan Jeffrey, dan tentu siapa saja yang sependapat, apa yang disampaikan oleh Presiden Amerika Serikat, John F, Kennedy, pada tahun 1963 , “Saat kita bisa mendefinisikan tujuan dengan lebih jelas, menjadikannya lebih mudah diatur dan diterapkan, kita akan membuatnya terlihat nyata bagi semua orang sehingga mereka mampu merajut harapan dan melangkah menuju pencapaian tanpa halangan apapun.” Lebih lanjut Jeffrrey D Sachs, memberikan empat (4) alasan utama mengenai pentingnya memiliki Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.

Pertama, Tujuan Penting untuk Mobilisasi Sosial.


Jeffrey Sachs,  http://www.project-syndicate.org/commentary/sustainable-development-goals-shift-by-jeffrey-d-sachs-2015-03/indonesiaThe End of Poverty, Co…, diakses pada tgl 28 September 2015

Dalam dunia yang hiruk pikuk dewasa ini, kesepakatan mengenai suatu tujuan global bersama akan membantu individu, lembaga, dan pemerintah di seluruh dunia untuk menyepakati arah  pembangunan– pada intinya, berfokus pada hal-hal yang betul-betul bermanfaat bagi masa depan kita.  Adanya tujuan bersama membantu mengarahkan semua pihak untuk fokus pada hal yang sama, memobilisasi semua daya dan menjadikannya lebih mudah diatur dan diterapkan sehingga semua pihak dapat melangkah bersama menuju pencapaian yang mereka harapkan.

Kedua, Tujuan bersama memberikan kekuatan menekan yang bersahabat. Dengan memiliki tujuan bersama setiap kebijakan dan langkah-langkah pembangunan yang diambil oleh setiap pemimpin bangsa akan selalu diuji oleh publik, baik dengan mempertanyakannya secara terbuka di depan umum, maupun mempertanyakannya di ruang-ruang pertemuan tertutup. Artinya, tujuan bersama memberikan kesempatan bersama kepada semua elemen masyarakat untuk mengontrol seluruh proses pembangunan, agar tetap setia pada jalan menuju pencapaian bersama.

Ketiga, tujuan bersama memacu kekuatan komunitas epistemik atau komunitas ilmu pengetahun. Artinya tujuan bersama mendorong pengerahan semua jaringan keahlian, pengetahun dan praktek untuk mengatasi berbagai kesulitan yang dihadapi dalam melaksanakan pembangunan berkelanjutan.

Keempat, tujuan bersama memobilisasi semua jaringan pemangku kepentingan. Pemimpin masyarakat, politisi, kementerian, komunitas ilmiah, lembaga swadaya masyarakat yang terkemuka, kelompok agama, lembaga internasional, lembaga donor, dan yayasan semuanya akan terdorong untuk bergabung ke dalam tujuan bersama. Proses multi-stakeholder ini sangat penting untuk mengatasi tantanga-tantangan kompleks dalam pembangunan berkelanjutan dan upaya melawan kemiskinan, kelaparan, dan penyakit.

Alasan-alasan serupa juga telah disampaikan oleh Kelompok Kerja yang merumuskan draft prinsip-prinsip yang memberi kerangka dari Tujuan, Target dan indikator-indikator dari Tujuan Pembangunan Berkelanjutan: Tujuan Pembangunan Berkelanjutan menjadi alat gabungan dari Hukum Internasional seperti untuk perjanjian-perjanjian dan atau konvensi-konvensi internasional melalui penyediaan sebuah syering kerangka normatif dari kerjasama lintas negara; memobilisasi semua pemangku kepentingan;  dan menginspirasi tindakan.

Satu atau lebih tujuan bersama yang kita miliki merupakan kekuatan besar untuk mencapai hasil yang berskala besar. Tujuan bersama membantu semua pihak untuk menetapkan rencana aksi yang tepat, merumuskan kebijakan pembangunan yang baik, mengalokasikan pendanaan yang memadai, membantu para pengawas pembangunan untuk mengarahkan pembangunan kepada tujuan yang sudah ditetapkan. Tujuan bersama membuat hasil-hasil yang dicapai dapat diukur, strategi-strategi terus dipikirkan ulang dan diterapkan sesuai situasi dan kondisi. Semuanya diarahkan dan didorong untuk mencapai tujuan bersama dalam jangka waktu ditentukan.

  • Tujuan dan Target SDGs

Bdk. Working Draft May 22,2014

Setelah menyelesaikan 15 tahun pembangunan global dengan tujuan-tujuan yang ditetapkan dalam “Tujuan Pembangunan Milenium (MDGs), bangsa-bangsa di dunia yang tergabung dalam PBB, menyadari bahwa banyak hal yang telah dicapai selama 15 tahun, namun masih banyak hal yang belum dicapai karena berbagai kesulitan dan tantangan. Karena itu para pemimpin bangsa sepakat untuk melanjutkan pembangunan global yang sedang dilaksanakan untuk mempertahankan hasil-hasil yang sudah dicapai dan menyempurnakan serta melengkapi tujuan-tujuan pembangunan global yang harus dicapai. Kesepakatan mengenai hal itu tertuang dalam dokumen SDGs.  Jika dalam MDGs hanya 8 tujuan pembngunan global, maka dalam SDGs terdapat 17 tujuan dan 167 target pembangunan global yang perlu dicapai selama 15 tahun ke depan, terhitung dari tahun 2016 sampai tahun 2030.

Ke-17 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan yang dimaksud adalah:

  1. Mengakhiri kemiskinan dalam bentuk; Tujuan ini memiliki 7 target yang harus dicapai sampai dengan tahun 2030. Isu pokok dalam tujuan ini adalah kemiskinan dan penolakan terhadap kehidupan yang bermartabat.
  2. Mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan pangan dan meningkatkan gizi serta memajukan pertanian berkelanjutan; Tujuan ini juga memiliki 8 target yang harus dicapai, yang semuanya merupakan tanggapan terhadap isu kelaparan dan ketahanan pangan.
  3. Memastikan hidup sehat dan memajukan kesejahteraan bagi semua pada segala usia; ada 13 target yang harus dicapai untuk menjawabi masalah kesehatan dan hidup yang lebih baik bagi semua usia.
  4. Memastikan pendidikan inklusif dan kualitas yang sederajad dan mempromosikan kesempatan belajar seumur hidup bagi semua; pendidikan dan kesempatan belajar yang sama bagi semua individu merupakan isu utama, yang dapat diatasi dengan merealisasikan 10 target yang harus dicapai.
  5. Menghasilkan kesetaraan gender dan memberdayakan semua perempuan dan anak-anak gadis; dengan mengusung kesetaraan gender, perempuan dan anak sebagai isu pokok, SDGs mau merealisasikan 9 target pembangunan yang harus dicapai.
  6. Memastikan ketersediaan dan pengelolaan berkelanjutan dari air dan sanitasi (kebersihan dan kesehatan) bagi semua; 8 target
  7. Memastikan akses terhadap energi modern yang terjangkau, berkecukupan dan berkelanjutan bagi semua; Tujuan ini akan dicapai melalui pemenuhan terhadap 5 target utama;
  8. Mempromosikan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan dengan menciptakan lapangan kerja dan pekerjaan yang layak semua; Tujuan ini memiliki 10 target yang harus dicapai selama 12 tahun ke depan.
  9. Membangun infrastruktur yang berdaya tahan, memajukan industrialisasi yang inklusif dan berkelanjutan dan mengupayakan inovasi; memiliki 8 target yang harus dicapai.
  10. Mengurangi kesenjangan dalam antar Negara; ada 10 target yang harus dicapai.
  11. Membangun kota dan pemukiman yang inklusif, aman, berdaya tahan dan berkelanjutan; memiliki 10 target yang harus dicapai.
  12. Memastikan pola konsumsi dan produksi yang berkelanjutan; mempunyai 11 target.
  13. Mengambil tindakan penting dan mendesak untuk mengatasi perubahan iklim dan dampak-dampaknya; hanya 5 target yang harus dicapai.
  14. Melestarikan dan memanfaatkan secara berkelanjutan sumber daya-sumber daya samudra, laut dan perairan untuk pembangunan berkelanjutan; memiliki 10 target yang harus dicapai.
  15. melindungi, memulihkan dan memajukan penggunaan ekosistem bumi, mengelola hutan secara berkelanjutan, memerangi desertifikasi dan menghentikan kepunahan keanekaragaman hayati; mempunyai 12 target yang harus dicapai.
  16. Memajukan masyarakat yang damai dan inklusif bagi pembangunan berkelanjutan, menyediakan akses bagi keadilan dan membangunan institusi yang efektif, akuntabel dan iklusi pada semua tingkatan; memiliki 12 target yang harus dicapai.
  17. Memperkuat sarana implementasi dan revitalisasi kemitraan global bagi pembangunan berkelanjutan; memiliki 19 target yang harus dicapai.

Ada 8 Tujuan Pembangunan Milenium (MDGs): (1)Memberantas kemiskinan dan kelaparan ekstrim; (2)Mencapai pendidikan dasar universal; (3)Memajukan kesetaraan jender dan memberdayakan perempuan; (4)Mengurangi kematian anak; (5)Memperbaiki kesehatan ibu; (6)Membasmi HIV/AIDS, Malaria dan berbagai penyakit lainnya; (7)Memastikan keberlanjutan lingkungan; (8)Mengembangkan Kemitraan global untuk pembangunan.

Tujuan dan target Pembangunan Berkelanjutan tersebut bersasaran utama untuk mengalihrupakan wajah dunia kita, yang terlihat dalam lima ruang lingkup berikut: (1) Kesejahteraan (meningkatnya kesejahteraan umat manusia), (2) Keadilan (ditegakkannya keadilan sosial), (3) Bumi (dirawat dan dijaganya bumi agar tetap mampu menghidupi manusia dan ciptaan lain), (4)Manusia (selalu diluhurkannya martabat manusia, dan dijaminnya hak-hak asasi manusia),  dan  (5) Kerjasama (tujuan dan target pembangunan dan keempat bidang terdahulu, direalisasikan melalui kerjasama global yang setara di antara bangsa-bangsa di dunia).

III. Relevansi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan terhadap Pembangunan Indonesia dan Lokal

Tujuan dan target pembangunan berkelanjutan tersebut merupakan hasil kesepakatan para pemimpin bangsa-bangsa dunia, termasuk Indonesia. Artinya, Tujuan dan target pembangunan tersebut memiliki relevansi dengan pembangunan di Indonesia. Artinya, persoalan-persoalan yang dihadapi oleh bangsa-bangsa di dunia juga sedang dihadapi oleh bangsa Indonesia. Karena itu Indonesia, bersama bangsa-bangsa lain di dunia bertanggungjawab menanggulangi persoalan-persoalan yang dihadapi dunia dewasa ini, seperti kemiskinan, pendidikan, kesehatan ibu dan anak, kesetaraan gender, air dan kebersihan, energi,  ketersediaan infrastruktur, ekosistem dan keberagaman hayati, laut, kesenjangan pembangunan di kota dan di desa, dll. Indonesia, mempunyai kewajiban untuk menerapkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan dalam seluruh proses pembangunan di Negara Indonesia.

Secara sederhana, kewajiban tersebut pertama-tama harus terlihat dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Panjang, Jangka Menengah dan Jangka Pendek. Artinya, pemerintah Indonesia dalam segala tingkatannya, sedapat mungkin menerapkan target-target Tujuan Pembangunan Berkelanjutan itu dalam seluruh Rencana Pembangunannya, sesuai dengan prioritas-prioritas yang dipilihnya. Harapannya, prioritas-prioritas tersebut mencakup kelima ruang lingkup yang telah mendasar Tujuan Pembangunan Berkelanjutan: Kesejahteraan, Keadilan, Bumi, Manusia dan Kerjasama/kemitraan.

IV. Partisipasi Masyarakat Sipil pada berbagai tingkatan

Keberhasilan penerapan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan merupakan tanggungjawab semua stakeholder pembangunan: Pemerintah, pelaku usaha dan masyarakat sipil. Karena itu, kelompok masyarakat sipil pada tingkat manapun harus mengetahui dan terlibat secara aktif dalam seluruh proses perwjudan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan, yang sejak semula memang diarahkan bagi kesejahteraan mareka juga.

Secara umum, masyarakat sipil harus terlibat secara aktif dalam 3 tahap pembangunan berikuta:

Pertama, tahap perencanaan. Masyarakat harus ikut berpartisipasi dalam perumusan masalah dan pembuatan kebijakan pembangunan. Sebagaimana dokumen Tujuan Pembangunan Berkelanjutan adalah hasil pemikiran dari berbagai kelompok kerja Pemerintah dan Masyarakat Sipil dan Pelaku Usaha, maka dalam dokumen mengenai kebijakan pembangunan pada level nasional dan lokal harus merupakan hasil kerja dari semua kelompok kerja. Dalam kaitan dengan itu, Musyawarah pembangunan desa, kecamatan dan kabupaten (Musrembang) harus merupakan musyawarah yang melibatkan semua kelompok kepentingan dalam masyarakat. Musrembang tidak boleh menjadi suatu kegiatan rutin tanpa makna, yang hanya untuk menghabiskan dana-dana yang tersedia di Pemerintah. Dalam Musrembang, kelompok masyarakat sipil terlibat secara aktif merumuskan masalah dan menentukan prioritas-prioritas pembangunan yang harus dilaksanakan. Artinya tujuan dan target-target pembangunan dirumuskan bersama-sama untuk memenjawabi persoalan yang sedang dihadapi bersama. Musrembang menjadi kesempatan yang baik bagi semua kelompok kepentingan untuk menemukan tujuan dan target dari SDGs yang relevan dengan persoalan yang sedang dihadapi oleh kelompok dan menjadikannya sebagai tujuan dan target pembangunan mereka.

Kedua, tahap pelaksanaan. Pembangunan yang dilaksanakan harus dilaksanakan sesuai kesepakatan bersama yang dihasilkan sebagaimana yang tercantum dalam RPJP/M/P, dan yang secara aktual tertuang dalam APBN/D/Des. Untuk mencapai maksud tersebut dan tujuan pembangunan yang direncanakan, masyarakat perlu melibatkan diri secara aktif. Artinya tiap anggota masyarakat melibatkan diri dalam pembangunan, entah baik diminta maupun tidak diminta. Selain itu, masyarakat juga melibatkan secara aktif untuk mengawasi jalannya pelaksanaan pembangunan tersebut, apakah suatu kegiatan pembangunan itu sesuai dengan kesepakatan bersama atau tidak, pembangunan yang dilaksanakan itu adil atau tidak? Dll.

Ketiga, tahap akhir/evaluasi. Masyarakat berpartisipasi dalam membuat evaluasi bersama. Bersama semua kelompok kepentingan, masyarakat entah diminta atau tidak diminta ikut mengevaluasi dan menilai apakah suatu pembangunan telah berjalan sesuai kesepakatan bersama, sesuai tujuan, berhasil atau tidak dll. Dalam konteks ini, sikap kritis masyarakat bukanlah sebuah perlawanan dan provokasi. (lihat juga bahan Pendidikan Civic).

V. Penutup

Baik SDGs maupun Laudato Si, keduanya berbicara tentang masalah-masalah yang sedang dihadapi bangsa manusia dewasa ini dan strategi menanganinya, agar semua bangsa manusia dapat hidup sejahtera secara berkelanjutan dengan memanfaatkan sumberdaya yang sangat terbatas untuk semua manusia. SDGs sendiri adalah Rencana Pembangunan 15 tahun ke depan, yang merupakan kelanjutan dari 15 tahun Pembangunan sebelumnya yang dikenal dengan nama Tujuan Pembangunan Milinium (Milenium Development Goals/MDGs). Disadari sungguh bahwa selama 15 tahun pembangunan Milenium, sudah banyak hal yang sudah dicapai, namun juga banyak hal yang masih perlu disempurnakan dan dilaksanakan agar Kesejahteraan bangsa manusia yang berkelanjutan benar-benar terwujud, dalam mana martabat manusia benar-benar diluhurkan yang ditandai dengan penghargaan, perlindungan dan pemenuhan hak-hak asasinya