PENDIDIKAN KOPERASI; KSP “KOPDIT” SPIRIT SOVERDIA di Nggorong, Desa Beo Rahong, Kecamatan Ruteng, Kab. Manggarai

Gambaran Umum

            Nggorong adalah sebuah kampung yang berada di wilayah administratif desa Beo Rahong, kecamatan Ruteng, kabupaten Manggarai. Kampung Nggorong terletak di sebelah utara kecamatan Ruteng dan berbatasan dengan kecamatan Rahong Utara. Secara demografi, jumlah penduduknya sangat sedikit dan hanya terdiri dari 34 KK (1 RT). Warga Nggorong adalah satu komunitas adat Nggorong yang memiliki Gendang,Lingko, Compang, Natas, dan wae bate teku. Mayoritas penduduk di Nggorong adalah petani, dan hanya sedikit yang memiliki sawah. Komoditi unggulan yang dimiliki warga Nggorong yakni cengkeh, kopi, dan tanaman pertanian ladang seperti jagung, kacang tanah, dan sayuran. Beberapa komoditi ini menjadi sumber penghidupan, dan kebanyakan berada di lingko Lalang dan Rego.

            Berdasarkan kesaksian dari beberapa warga, sampai saat ini belum ada lembaga keuangan seperti koperasi yang berinvestasi di Nggorong. Hal ini menjadi peluang bagi koperasi Soverdia untuk menjaring anggota di Nggorong.

Proses Kegiatan

Pada tanggal 21 April 2018, tim koperasi KSP Spirit Soverdia yang dipimpin oleh ketua Pada tanggal 19 Januari 2019, tim koperasi Soverdia melakkukan pendidikan koperasi bagi calon anggota di kampung Nggorong, Desa Beo Rahong, Kecamatan Ruteng, Kab. Manggarai. Kegiatan berlangsung di rumah gendang Nggorong, dan diahdiri oleh 29 peserta (L:19, P:10). Pendidikan diberika oleh Pater Simon Suban Tukan, SVD (ketua), Hilarius Supandri (sekretaris), dan Kastisima J. Boat (manager).

Pada kesempatan pertama, Pater Simon menjelaskan tentang sejarah berdirinya koperasi Soverdia, visi-misi, dan prosedur menjadi anggota koperasi Soverdia. Selanjutnya pak Hilarius menjelaskan tentang berbagai macam simpanan dan kegunaannya. Dalam penjelasan selanjutnya, Pater Simon menekankan tentang Daperma ketika anggota sudah bergabung dengan Soverdia. Daperma menjamin semua tabungan anggota dengan maksimal simpanan 30 juta. Demikianpun saldo pinjaman bagi anggota yang dinyatakan cacat total tetap dan meninggal ditanggung oleh Daperma. Sedangkan, pendidikan secara teknis dan perhitungan koperasi dijelaskan oleh ibu Kastisima.

Ada beberapa reaksi peserta ketika mendengar penjelasan dari tim KSP Soverdia yakni ada yang tertarik dan berminat namun belum mendaftar. Namun 13 peserta langsung mendaftar menjadi anggota koperasi Sovedia. Koperasi juga dapat mempererat komunikasi dengan JPIC SVD Ruteng untuk kegiatan advokasi dan pemberdayaan.

Dari rekaman kegiatan tersebut, ditemukan beberapa hal yang menjadi kesan sekaligus rekomendasi bagi lembaga KSP Soverdia yakni, pertama masyarakat Nggorong belum terlalu familiar dengan koperasi simpan-pinjam. Kedua, Kelompok masyarakat yang hadir pada saat pendidikan memiliki niat untuk mendaftar dan terlebih dahulu dilakukan pendidikan dan sosialisasi serta membuka jaringan komunikasi yang lebih luas dengan mereka.

Saran

Sebagai saran bagi KSP Spirit SOVERDIA perlu menerapkan pendekatan yang berbeda-beda bagi setiap kelompok/kampung yang sudah dan belum menjadi anggota Soverdia. Demikianpun pendekatan bagi setiap anggota dengan latarbelakang petani, nelayan, pebisnis, dan PNS. Selain itu, pendekatan program JPIC SVD Ruteng masih sangat diperlukan terutama advokasi dan pendampingan kasus korban ketidakadilan.