Pada tanggal 10-11 Februari 2020, telah dilakukan sosialisasi Geothermal dalam rangkan penyediaan data dan informasi panas bumi Wae Sano. Kegiatan berlangsung di Aula kantor desa Wae Sano, dan dimulai pada jam 10.00 hingga pukul 15.30 WITA. Hadir dalam kegiatan ini Bupati Manggarai Barat (Drs. Agustinus Ch Dula), Kasubdit Pengelolaan Resiko Aset dan Kewajiban Negara Kementrian Keuangan (Hery Indratno), Kasubdit Investasi dan Kerjasama Panas Bumi Dirjen EBTKE (Sahat Simangunsong), Kasubdit Pelayanan dan Bimbingan Usaha Dirjen Panas Ditjen EBTKE (Eddy Hindiarto), Kepala Bidang Panas Bumi Pusat Sumber Daya Mineral Batu Bara dan Panas Bumi Badan Geologi (Arif Munandar), Project manajer PT SMI (Adyaksa Paripurna), Konsultan PT SMI dari New Zealand (Jim Randle), Kapolres Manggarai Barat (AKBP Handoyo Santoso S.Ik, M.SI), Dandim Ruteng (Letkol Inf. Rudy M. Simangunsong, S.Sos), Danki Brimob Mabar (Raimundus De Jesus), Plt. Sekda Manggarai Barat (Ismail Surdi), Anggota DPRD Provinsi NTT (Vinsen Pata), Asisten II Mabar (Martinus Ban), Kasat PolPP (Stefanus Salut), Camat Sano Nggoang (Silfris Syprianus), Kapolsek Sano Nggoang (Floris Takene), Plt. Desa Wae Sano, para kepala desa se-kecamatan Sano Nggoang, Pastor Paroki Nunang (Rm. Dedi Saldi), staf Sun Spirit, JPIC SVD Ruteng, JPIC Keuskupan Ruteng, tokoh adat, tokoh masyarakat, tokoh muda dan kaum perempuan. Singkatnya, kedua belah pihak (Pro dan Kontra) hadir dalam kegiatan sosialisasi terkahir ini.
Pertemuan diawali dengan doa dan sambutan dari Bupati Manggarai Barat (Drs. Agustinus Ch. Dula). Dalam sambutannya, Bupati Mabar mengungkapkan bahwa ada keuntungan jika Geothermal di Wae Sano mulai beroperasi, dan salah satunya adalah akses pariwisata danau Sano Nggoang dan bangunan produksi Geothermal itu sendiri. Beliau juga mengungkapkan bahwa eksplorasi ini tidak menimbulkan dampak kerusakan lingkungan. Hal ini ditanggapi oleh pihak kontra sebagai satu bentuk irrasional berpikir.
Selanjutnya, pihak kementrian keuangan dan pihak PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) menjelaskan begitu banyak hal teknis yang sangat mengedepankan dampak positif atau menihilkan dampak negatif dari eksplorasi Geothermal. Berbagai pendekatan persuasif dilancarkan demi mendapat persetujuan bebas dari semua masyarakat Wae Sano.
Namun dengan tegas pihak kontra menolak kehadiran Geothermal di Wae Sano khususnya di kampung Nunang, Lempe dan Dasak. Aksi penolakan ini tampak dalam kekompakan pihak kontra untuk walk out dari ruangan sosialisasi sebelum kegiatan selesai. Meski demikian, masih ada beberapa riakan pro Geothermal yang terngiang. Pada kesempatan akhir sosialisasi, moderator (plt. Sekda Mabar) mengungkapkan secara jelas bahwa kegiatan sosialisasi terakhir ini tidak menghasilkan kesimpulan atau tidak ada kesepakatan akhir (absurd).
Beberapa fakta yang muncul pada saat sosialisasi Akhir Geothermal di Wae Sano yakni:
Dikeluarkan Oleh Komisi JPIC SVD Ruteng, 13 Februari 2020
P. Simon Suban Tukan, SVD