Pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi tidak lengkap apabila kehidupan itu tidak didukung dengan usaha dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi itu. Begitu pula dengan kehidupan yang berkaitan dengan dunia usaha. Semua hanya untuk memenuhi kebutuhan lahir dan bathin dari setiap pribadi dalam hidup secara pribadi dalam rumah tangga maupun dalam masyarakat.
Untuk memberikan pemahaman dan pengetahuan akan hal ini, Komisi Keadilan, Perdamaian dan Keutuhan Ciptaan (Justice, Peace and Integrity of Creation/JPIC) SVD Ruteng mengadakan kegiatan workshop bersama utusan dari kelompok dampingan untuk tiga (3) Kabupaten; Manggarai, Manggarai Timur dan Manggarai Barat dari setiap tempat pelayanan selama dua (2) tahap di Niang St. Yosef, Jln. Jendral Sudirman, Kelurahan Pau, Kecamatan Langke rembong, Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur dibawah tema: “SOLUSI KREATIF DAN INOVATIF DALAM MEMBANGUN USAHA DITENGAH MASYARAKAT”. Kegiatan ini bertujuan mensharingkan usaha-usaha yang dilakukan oleh setiap peserta dalam hidup untuk memenuhi kebutuhan hidup bersama.
Pada kegiatan workshop tahap pertama dihadiri utusan dari: Desa Lante, Gincu, Arus, Tumbak, Mawu, Kalo, Colol, Paka, Poco leok, Tuke, Pagal, La’o, Ruis, Bangka Ajang, Tetes, Ruteng, LSM Bina Desa Mandiri, dan tim JPIC SVD Ruteng. Pemateri dalam workshop ini: P. Simon Suban Tukan, SVD (Koordinator JPIC SVD Ruteng) dengan materi tentang: Wirausaha dalam perspektif Kitab Suci, Bapak Adrianus Harum(Pelaku usaha; Semangat Pagi-Bandung Utama Group) dengan materi: Management bisnis dan pengelolaan potensi diri, Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia;Ibu Krisdiana A. Bahagia, Beatriks S. Lesing(Staf JPIC SVD Ruteng) dengan materi: Management Keuangan Rumah Tangga.Dalam sharing dari para peserta; mayoritas peserta menyampaikan jenis usaha mereka masing-masing banyak keberhasilan dan perubahan yang telah dialami secara pribadi maupun kelompok. Keberhasilan dimaksud tampak pada perubahan cara berpikir, sikap dan perilaku, diri, kelompok, dalam mengelolah keuangan untuk memenuhi kesejahteraan ekonomi, dengan cara peningkatan sumber daya manusia, sumber daya alam. Walau demikian peserta mengakui juga bahwa dari keberhasilan yang ada ditemukan juga gagalnya dalam berwirausaha.
Berangkat dari sharing para peserta itu, menurut Bapak Adrianus Harum; “wirausaha haruslah menjadi budaya dalam mengelolah sumber daya dan potensi yang ada untuk kesejahteran. berwirausaha bukan hanya sebatas berbicara tentang uang, tetapi menyangkut kesadaran diri dalam mengembangkan segala jenis usaha yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan jiwa dan raga. Untuk menjadi sukses/maju dibutuhkan niat dan kerjasama serta mendoktrin diri dengan kata/kalimat yang positif (Yang membangun)”. Lebih lanjut pemilik usaha Semangat Pagi-Reo itu mengatakan: “Jangan mendoktrin orang untuk menjadi kaya, tetapi hidup yang bahagia dan berkelanjutan disini dan diakhirat. Perlu diperbaharui juga cara pandang orang tua/pendidik yang mengatakan: sekolah supaya jangan jadi petani. Karena hal ini adalah menjadi seperti doktrin bagi anak sejak dini agar tidak menjadi petani sedangkan menjadi petani adalah suatu pekerjaan atau panggilan mulia dalam memenuhi kebutuhan bagi diri, keluarga dan sesama dengan memproduksi hasil-hasil yang baik.” Lebih jauh ia mengatakan bahwa sebagai umat beriman segala hal yang dilakukan tidak terlepas dari campur tangan Tuhan. Sehingga patutlah segala kegiatan, pekerjaan/usaha yang dilakukan selalu menghadirkan Tuhan dengan doa, dan untuk menjadi maju atau sukses perlu membangun kerjasama, berjejaring dengan semua elemen masyarakat dalam tahap persiapan, pengerjaan sampai pada pemasaran hasil-hasil usaha yang ada.”
Senada dengan itu; P. Simon lebih fokus pada Doa Bapa Kami pada penggalan kalimat: “…Jadilah kehendak-Mu, diatas bumi seperti di dalam surga (Jadi koe ngoeng Dite Mori, one lino neho eta surga; Bahasa Manggarai). Kalimat doa ini adalah bagaimana kita sebagai makluk yang percaya haruslah berserah diri dan menyerahkan segala hidup dan kehidupan kepada Sang Pemberi dan karenanya perlulah memberikan ruang sakral dalam diri untuk menghadap Tuhan dalam hati dan pikiran dengan doa. Segala yang ada hanyalah titipan dari Tuhan untuk dikelolah oleh manusia sebagai rekan kerja Allah dalam membangun hidup yang lebih baik seperti yang disampaikan oleh Rasul Yohanes dalam injilnya pada bab 10:10 (“…… supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan”).
Sebelum menutup workshop tahap pertama ini, adapun pesan dan kesan dari peserta yang disampaikan bahwa kegiatan seperti ini perlu terus diadakan untuk memberikan pendidikan dan pemahaman kepada masyarakat dalam berwirausaha bukan saja oleh Komisi JPIC SVD Ruteng, tetapi perlu perhatian dari pemerintah setempat agar sejalan dengan program pemerintah dalam mengembangkan usaha rumah tangga dari masyarakat. “Pendidikan yang diberikan secara gratis ini menjadi kekuatan bagi kami dalam mengembangkan usaha rumah tangga terkhusus industri olahan pangan lokal untuk diterapkan di masyarakat terkhusus dalam pemberdayaan perempuan dalam mengolah potensi lokal yang ada dilingkungan kami: kata Ibu Bertha Lisen (Utusan dari Colol). Hal lain disampaikan oleh utusan ddari Lungar-Poco Leok; Bapak Tadeus Sukardin yang akrab disapa Bapak Tedy: “Banyak ilmu pengetahuan baru yang diperoleh dari para pemateri dan sharing-sharing dari peserta untuk dikembangkan juga di kelompok masing-masing. Harapan kami agar Komisi JPIC SVD Ruteng tetap mendampingi kelompok-kelompok terkhusus dalam pengembangan usaha yang sudah dan sedang dilakukan.” Lebih jauh ia berharap agar JPIC SVD Ruteng terus membantu dalam upaya pemasaran dari hasil usahanya (Hortikultura).
Adapun harapan lain dari ibu Mutholia yang akrab disapa Ibu Lia (Utusan dari Pagal) menyampaikan agar KSP “KOPDIT” Spirit SOVERDIA membantu dan mendorong usahanya dalam membuka warung di Pagal karena mempunyai peluang bisnis yang baik karena letak tempat usaha (warung dan kios) sangat strategis untuk dikembangkan dan berharap agar Komisi JPIC SVD Ruteng terus memberikan pendidikan kepada setiap orang yang ingin membuka usaha dalam hal ini dalam pengembangan usaha kreatif dalam rumah tangga.
Disela jedah dalam sesi diskusi; Bapak Anggadus Uduk utusan dari Desa Arus menyampaikan bahwa kegiatan ini sangat luar biasa karena banyak ide yang disampaikan oleh pemateri dan para peserta dalam sharing dan diskusi. Bagi Pak Angga; ide-ide yang diterima menjadi pengetahuan baru dalam memberikan perubahan bagi kelompok dalam merealisasikan usaha dari kelompok kopi dengan harga yang lebih baik karena selama ini selalu terganggu atau terhambat dengan bisnis yang tidak produktif. Oleh ibu Helena Meli dan ibu Yuliana Jita (utusan dari La’o) mengharapkan agar kegiatan yang dilaksanakan ini berkelanjutan, tidak sebatas workshop sehingga jenis usaha yang dijalankan tetap berjalan juga untuk membantu ekonomi rumah tangga dengan belajar dan terus belajar dalam pengembangan usaha-usahanya. Senada juga dengan hal yang disampaikan oleh para peserta diatas; Ibu Bergita Jeliman memberikan apresiasi kepada JPIC SVD Ruteng karena telah melakukan workshop; karena dengan kegiatan dimaksud para peserta diberi pemahaman baru dan bermakna ddalam merubah pola pikir dan mental dalam berusaha sehingga semua usaha itu tetap berjalan dengan baik dan berkelanjutan.
Pada akhir kegiatan workshop tahap pertama ditutup dengan perayaan misa bersama peserta workshop tahap pertama sebagai penutup kegiatan dan bagi peserta tahap kedua sebagai pembukaan workshop dimaksud. Dalam perayaan misa itu; P. Simon mengingatkan lagi bagaimana para peserta diharapkan untuk terus menerus menyerahkan segala pekerjaan, usaha dan rencana-rencananya dengan mendekatkan diri dengan Tuhan dalam doa dan memberikan ruang khusus untuk berdialog dengan-Nya dan menyerahkan semuanya sebagai rencana dan kehendak Tuhan sendiri.