Matra Khas Arnoldian

KPKC/JPIC SEBAGAI MATRA KHAS PELAYANAN
KELUARGA ARNOLDIAN

SIMON SUBAN TUKAN,SVD


KONSTITUSI SVD/SSpS

“Orang-orang miskin mendapat tempat khusus dalam Injil. Dalam suatu dunia  yang sangat dilukai oleh ketidakadilan dan oleh keadaan hidup yang tak berperikemanusiaan, iman kita mendesak agar kita mengakui kehadiran Kristus dalam diri orang yang miskin dan yang tertindas. Oleh karena itu kita melibatkan diri dalam usaha mengembangkan persatuan dan keadilan serta menanggulangi egoisme dan penyelahgunaan kekuasaan. Maka hendaknya kita memandang sebagai suatu kewajiban kita memajukan keadilan menurut Injil Kristus dalam sikap solider dengan kaum miskin dan tertindas (No.112)

KETERLIBATAN GEREJA UNIVERSAL

1. LANDASAN TEOLOGIS

a. KPKC: Nilai-nilai Kerajaan Allah seperti: Kebenaran, Keadilan, Sukcacita, kemerdekaan, keutuhan, pengharapan, kehidupan.

b. Allah Peduli dan terlibat dalam hidup manusia (INKARNASI):

– Pembebasan dari Mesir: Allah memperkenalkan diri sebagai Allah yang membebaskan, Allah yang adil, penuh belaskasih, melindungi kaum miskin, janda dan yatim piatu.

– Dalam PL: Para Nabi adalah orang pilihan yang melaksanakan rencana Allah itu.

1. LANDASAN TEOLOG

b. Inkarnasi

– Dalam PB : Inkarnasi sempurna dalam diri YESUS KRISTUS.

– Inkarnasi : Misteri Minoritas Dei, Menjadi Hamba demi Manusia, dekat pada mereka yang miskin dan kecil: IMMANUEL

– IMMANUEL dipenuhi Roh Kudus Untuk:

  • Membawa Kabar Sukacita Kepada Kaum Miskin;
  • Memberitakan Pembebasan bagi yang tertindas;
  • Penglihatan bagi yang buta;
  • Memberitakan Tahun Rahmat Tuhan TelahDatang.

    (Luk.4:16-19)

1. LANDASAN TEOLOGIS

b. Inkarnasi

-Evangelium Nuntiandi (EN Artikel 7): Yesus Kristus adalah Injil Allah, Penginjil Utama dan yang terbesar

  • Inti Pewartaan Yesus: Kerajaan Allah lewat SabdaNya, tanda-tanda dan kesaksianNya.
  • Kerajaan Allah: Pembebasan Manusia dari dosa dan Kejahatan yang menindas Manusia, Keselamatan.
  • Tanda Terpenting: Mereka yang hina dan miskin menerima Injil, menjadi murid-muridNya dan berkumpul dalam NamaNya dalam persekutuan mereka yang beriman kepadaNya (EN.12).

Keselamatan yang diwartakan Yesus bersifat Integral: Mencakup Seluruh Hidup, Jasmani-Rohani, Orang berdosa dan Orang Benar, Rakyat dan Para Pemimpin, Yang Kaya dan yang Miskin, orang terdidik dan tidak terdidik, korban dan pelaku, yahudi

c. Keadilan dan Perdamaian

– Menempuh Jalan Kasih dengan menyerahkan hidupnya.

– Buah dari Rekonsiliasi yang mendalam

– Kebangkitan: Konfirmasi dari Penyelamatan yang dilakukanNya

– Kebangkitan: Paradigma dari Manusia Baru, Menjadi Ciptaan Baru dalam Yesus Kristus.

– Ciptaan Baru berada dalam persekutuan dengan Ciptaan lainnya secara utuh.

– Semua Ciptaan mengambil bagian dan menerima Pembebasan dalam Peristiwa Yesus, Allah Yang Menjadi Manusia dan Immanuel.

2. SEJARAH KETERLIBATAN GEREJA UNIVERSAL

a. Rerum Novarum, 1891 (Paus Leo XIII):

– Keberpihakan kepada dan keterlibatan bersama Kaum Buruh

– Mendorong Pemodal untuk melakukan tanggung jawabnya terhadap kaum buruh

– Melukiskan Peranan Pemerintah yang sebenarnya: Melindungi hak-hak para pekerja.

b. Gaudium Et Spes:

– “Kegembiraan dan Harapan, duka dan kecemasan orang-orang zaman sekarang, terutama kaum miskin dan siapa saja yang menderita, merupakan kegembiraan dan harapan, duka dan kecemasan para murid Kristus juga.” (Artikel 1)

– “Adapun Konsili, seraya mengindahkan penderitaan-penderitaan tiada hingganya, yang sekarang pun masih menyuiksa mayoritas umat manusia, lagi pula untuk di mana-mana memupuk keadilan maupun cinta kasih Kristus terhadap kaum miskin, memandang sangatpada tempatnya mendirikan suatu lembaga universal Gereja, yang misinya ialah mendorong persekutuan umat Katolik, supaya kemajuan daerah-daerah yang miskin serta keadilan sosial internasional ditingkatkan” (Artikel 90)

3. Keterlibatan Gereja Universal

c. 6 Januari 1967, Paus Paulus VI:

Justia Et Pax menjadi Komisi Kepausan

d. 10 Desember 1976: Paus Paulus VI: Memberikan Mandat Penuh Kepada Komisi JP.

e. Pastor Bonus, 28 Juni 1988: Paus Yoh. Paulus II, Komisi JP menjadi Dewan Kepausan untuk keadilan dan Perdamaian

f. Indonesia: 1981 MAWI membahas lembaga untuk Pastoral JP, 1985, MAWI Membentuk Sekretariat JP dan 1990, KWI membentuk Komisi JP.

3. Maksud dan Mandat

Pastor Bonus Artikel

Artikel 142:

Dewan ini bergerak sedemikian rupa sehingga di dunia dia mempromosikan keadilan dan perdamaian menurut Injil dan Ajaran Sosial Gereja

Arrtikel. 143:

  • memperdalam ajaran sosial Gereja, dengan demikian dapat semakin tersebar dan diterjemahkan secara konkret baik oleh pribadi maupun kelompok, terutama yang berkaitan dengan hubungan antara pekerja dan majikan agar semakin diresapi oleh roh Injil.
  • Mengumpulkan brita dan info sekitar keadilan dan perdamaian, kemajuan rakyat dan kekerasan terhadp HAM, dan di sana menilai, bnerdasarkan peluang, melibatkan badan-badan keuskupan yang terkait; mengutamakan hubungan dengan asosiasi Katolik internasional dan lembaga lain; juga di luar Gereja Katolik yang terlibat dengan tulus demi nilai-nilai kekadilan dan perdamaian di dunia.

Mendorong agar muncul kepekaan dalam hal yang terkait dengan perdamaian terutama pada

4. Bidang Aksi

a. Keadilan

b. Perdamaian

c. Hak asasi manusia

5. Keterlibatan Keluarga Arnoldian

5.1. Pengalaman Generasi Pertama, Konstitusi dan Seruan Kapitel

– 1900, pertempuran Boxer yang menimbulkan Korban dan telah mendorong Misionaris Sulung SVD untuk CIna, menyelamatkan anak yatim ke daerah yang aman.

– 1957: Menjadikan keterlibatan dengan kaum miskin dan menderita sebagai satu pusat keprihatinan.

– 1983, Konstitusi 112 menegaskan kembali secara Yuridis

– Kapitel ke 14-16 SVD: KPKC/JPIC Menjadi MATRA KHAS Misi SVD (SSpS).

Pelayanan KPKC/JPIC

Pilihan Yang tegas di tengah nilai-nilai yang saling bersaing: Nilai-nilai duniawi dan nilai-nilai Kerajaan Allah

Tuntutan Dalam Karya ini:

Bukan Keberhasilan dan kemenangan, melainkan ketaatan dan keterlibatan, yaitu ketaatan dan keterlibatan untuk nilai-nilai kerajaan Allah.

Kita Dipanggil bersama Allah memelihara semua orang yang menjadi korban ketidakadilan dan menyelamatkan bumi dan ciptaan lain dari segala macam hawa nafsu yang mencemarkan dan merusaknya.

Tuntutan Dalam Karya ini:

Bukan Keberhasilan dan kemenangan, melainkan ketaatan dan keterlibatan, yaitu ketaatan dan keterlibatan untuk nilai-nilai kerajaan Allah.

Kita Dipanggil bersama Allah memelihara semua orang yang menjadi korban ketidakadilan dan menyelamatkan bumi dan ciptaan lain dari segala macam hawa nafsu yang mencemarkan dan merusaknya.

Tekad dan belajar bersama

Kita belajar dari waktu ke waktu selama proses hidup untuk selalu merasa tergerak memberikan tanggapan nyata terhadap masalah-masalah yang berkaitan dengan Keadilan, Perdamaian dan Keutuhan Ciptaan. Kita belajar :

    1. meneguhkan keyakinan bahwa manusia adalah pribadi uni yang luhur dan bermartabat sebagai citra Allah.
    2. mengembangkan sikap-sikap: adil, jujur, benar, penguasaan diri dan solider dalam hidup bersama setiap hari dan juga dalam masyarakat.
    3. Mengembangkan sikap kritis dan analitis dengan banyak membaca dan diskusi-diskusi masalah-masalah Sosial kemasyarakatan: kekerasan sosial, militerisasi, pemiskinan sosial, pembakaran dan penebangan hutan secara liar, dll.
    4. Belajar hidup apa adanya dan hemat melalui penguasaan diri.
    5. Melindungi dan menegakkan hak-hak asasi manusia dengan memperhatikan teman-teman yang lemah dan tidak melakukan kekerasan terhadap teman, setia kawan tapi bukan dalam hal-hal buruk, dll.
    6. Mengembangkan pola hidup sehat.

Melestarikan dan memulihkan keutuhan ciptaan dengan membuang sampah pada tempatnya, melakukan penghijauan, tidak menebang pohon-pohon yang ada dan tidak membakar secara sembarangan.

PELAYANAN KPKC/JPIC

SASARAN, SIFAT DAN BIDANG PELAYANAN

  1. SASARAN PELAYANAN
  1. Semua Orang Katolik
  2. Khusus

a. Para Promotor KPKC/JPIC

b. Para Korban Ketidakadilan

c. Para Pelaku Ketidakadilan/kejahatan

  1. Sifat-Sifat Pelayanan
  1. Animatif
  2. Pastoral
  3. Misioner
  4. Profetik
  1. Bidang pelayanan
  1. Animasi spiritual
  2. Pemberdayaan masyarakat/capacity building
  3. Advokasi/peace building
  4. Pelayanan hukum
  5. Pemeliharaan dan pemulihan keutuhan ciptaan

MISI SVD SEJAGAT, GC. 2012

AD EXTRA

(1) Evangelisasi Perdana dan Baru,

 (2) Dialog Ekumenis dan Antar Agama,

 (3) Memperjuangkan Budaya Kehidupan,

 (4) Keluarga dan Kaum Muda,

 (5) Pendidikan dan Penelitian,

(6)Pendudukan Asli dan Kelompok Minoritas,

 (7) Migrasi,

 (8) Rekonsiliasi dan Pembangunan Budaya Damai,

 (9) Keadilan Sosial dan Pengentasan Kemiskinan, dan

(10) Keutuhan Ciptaan.

AD INTRA

  • Penghayatan Spiritualitas,
  • Hidup Komunitas,
  • Kepemimpinan,
  • Keuangan, dan
  • Pendidikan dan Pembentukan

JPIC SVD

SEBAGAI KOMISI DAN MATRA KHAS

1982, GC, XII: bentuk perhatian dan komitmen terhadap

– usaha-usaha pengentasan kemiskinan,

– pembangunan Keadilan dan Perdamaian dan,

– pelestarian terhadap keutuhan ciptaan.

2000, GC.XV: JPIC adalah Matra Khas,

– dialog dengan kaum miskin dan terpinggirkan,

– dialog dengan orang-orang dari pelbagai kebudayaan berbeda,

– dialog dengan orang-orang dari tradisi religius berbeda dan

– dialog dengan orang-orang dari ideology-ideologi berbeda.

JPIC SVD SEBAGAI MISI AD EXTRA

– Pendudukan Asli dan Kelompok Minoritas,

– Migrasi,

– Rekonsiliasi dan Pembangunan Budaya Damai,

– Keadilan Sosial dan Pengentasan Kemiskinan dan,

– Keutuhan Ciptaan.

JPIC SVD RUTENG

SEBAGAI PELAYANAN/MINISTRY

  • MATRA KHAS
  • MISI AD EXTRA
  • BUKAN LSM BIASA
  • BAGIAN INTEGRAL DARI MISI SVD
  • BAGIAN INTEGRAL DARI GEREJA SEJAGAT
  • DIAKUI MELALUI STAATBLAT NO 156/1927

SEBAGAI PERSPEKTIF

  • DIHAYATI SEBAGAI GAYA HIDUP
  • KOMITMEN UNTUK BERADA BERSAMA ORANG MISKIN DAN TERTINDAS DAN MENJAGA KEUTUHAN CIPTAAN

 

KONTEKS PELAYANAN JPIC SVD RUTENG

1. 20% Penduduk  Miskin Manggarai


2. KRISIS LINGKUNGAN


3. MIGRASI DAN TRAFICCKING


4. KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN DAN ANAK


5. KEBIJAKAN PEMBANGUNAN YANG PRO KAPITALIS

BADAN PELAKSANA PENYULUHAN DAN

KETAHANAN PANGAN

KABUPATEN MANGGARAI TIMUR

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DALAM MENDUKUNG KETAHANAN PANGAN DI KABUPATEN MANGGARAI TIMUR

 TAHUN 2009 – 2014

TANGGAPAN

ADVOCACY

qw

Lesson learn

  • JPIC program activities is the activities for protect the environment and living resources
  • JPIC Program activities has moved respect to the human rights and appreciate to the local initiative for development by using the local wisdom and the non mineral resources.
  • The communities in the mine area had knowledge and skills to advocate their rights and to develop sustainable livelihood.
  • JPIC SVD Ruteng as an advocacy organization has been the “icon” in the anti mining movement.
  • Commitment and collaboration from communities, JPIC SVD and all partners at all level have brought success on advocacy and empowering people. Even though having extensive and strong networks is a key point of success of advocacy and empowering people.
  • Advocacy and Empowering people are the new way in the SVD and the church mission today.

Kemarahan Seorang Siswa

Pada suatu ketika, ada pelajaran

dan siswa-siswa tidak sependapat dengan guru mereka.

Mengapa harus peduli dengan saling ketergantungan global, masalah-masalah global,

dan apa yang dipikirkan, dirasakan dan dilakukan orang –orang lain di dunia?

Dan sang guru mengatakan bahwa ia bermimpi.

Dalam mimpi itu, ia melihat salah seorang siswanya,

lima puluh tahun kemudian sejak hari ini.

Siswa itu marah dan berkata,

“Mengapa demikian banyak detail kuplejari tentang masa lalu dan pemerintahan negeriku, tetapi sedikit sekali tentang dunia?”

Ia marah sebab tidak ada orang yang memberi tahu dia

Bahwa sebagai orang dewasa ia akan dihadapkan

hampir setiap hari pada masalah-masalah

yang bersifat saling bergantung secara global,

entah masalah perdamaian, keamanan, mutu hidup,

entah maslah makanan, inflasi, kelangkaan sumber daya alami.

Siswa yang marah itu menemukan dirinya menjadi korban dan sekaligus pewaris,

“mengapa aku tidak diberi penringatan?

Mengapa aku tidak diberi pendidikan yang lebih baik?

Mengapa guru-guruku tidak memberitahu aku

Tentng maslah-masalah itu dan membantu aku memahami

Bahwa aku adalah anggota bangsa manusia yang sanling bergantung?

Dengan kemarahan yang lebih besar lagi, siswa itu berteriak,

“anda membantuku memperpanjang tanganku

dengan mesin-mesin, bukan main….

mataku dengan teleskop dan mikroskop,

telinga dengan telepon, radio dan sonar,

otaku dengan komputer,

TAPI anda tidak membantuku memperluas hatiku,

Kasihku, peduliku kepada seluruh keluarga bangsa manusia.

Anda guru hanya memberiku separo roti.”                                                                           

Oleh Rye Konghorn,

Dikutip oleh Robert Muller, The birth of Global